Ada 3 macam Klasifikasi yang dikenal untuk dapat memperoleh beda variasi kelas / mutu dari batubara yaitu :
1. Klasifikasi menurut ASTM
Klasifikasi ini dikembangkan di Amerika oleh Bureau of Mines yang
akhirnya dikenal dengan Klasifikasi menurut ASTM (America Society for
Testing and Material). Klasifikasi ini berdasarkan rank dari batubara
itu atau berdasarkan derajat metamorphism nya atau perubahan selama
proses coalifikasi (mulai dari lignit hingga antrasit). Untuk menentukan
rank batubara diperlukan data fixed carbon (dmmf), volatile matter
(dmmf) dan nilai kalor dalam Btu/lb dengan basis mmmf (moist, mmf). Cara
pengklasifikasian :
- Untuk batubara dengan kandungan VM lebih kecil dari 31% maka
klasifikasi didasarkan atas FC nya, untuk ini dibagi menjadi 5 group,
yaitu :
• FC lebih besar dari 98% disebut meta antrasit
• FC antara 92-98% disebut antrasit
• FC antara 86-92% disebut semiantrasit
• FC antara 78-86% disebut low volatile
• FC antara 69-78% disebut medium volatile
- Untuk batubara dengan kandungan VM lebih besar dari 31%, maka klasifikasi didasarkan atas nilai kalornya dengan basis mmmf.
• 3 group bituminous coal yang mempunyai moist nilai kalor antara 14.000 – 13.000 Btu/lb yaitu :
o High Volatile A Bituminuos coal (>14.000)
o High Volatile B Bituminuos coal (13.000-14.000)
o High Volatile C Bituminuos coal (<13.000)
• 3 group Sub-Bituminous coal yang mempunyai moist nilai kalor antara 13.000 – 8.300 Btu/lb yaitu :
o Sub-Bituminuos A coal (11.000-13.000)
o Sub-Bituminuos B coal (9.000-11.000)
o Sub-Bituminuos C coal (8.300-9.500)
- Untuk batubara jenis Lignit
• 2 group Lignit coal dengan moist nilai kalor di bawah 8.300 Btu/lb yaitu :
o Lignit (8.300-6300)
o Brown Coal (<6.300)
2. Klasifikasi menurut National Coal Board (NCB)
Klasifikasi ini dikembangkan di Eropa pada tahun 1946 oleh suatu
organisasi Fuel Research dari departemen of Scientific and Industrial
Research di Inggris.
Klasifikasi ini berdasarkan rank dari batubara, dengan menggunakan
parameter volatile matter (dry, mineral matter free) dan cooking power
yang ditentukan oleh pengujian Gray King. Dengan menggunakan parameter
VM saja NCB membagi batubara atas 4 macam :
Pembagian NCB menurut parameter VM
1. Volatile dibawah 9,1%, dmmmf dengan coal rank 100 yaitu Antrasit
2. Volatile diantara 9,1-19,5%,dmmmf dengan coal rank 200 yaitu Low Volatile/Steam Coal
3. Volatile diantara 19,5-32%,dmmf dengan coal rank 300 yaitu Medium Volatile Coal
4. Volatile lebih dari 32 %, dmmmf dengan coal rank 400-900 yaitu Haigh Volatile Coal
Masing – masing pembagian di atas dibagi lagi menjadi beberapa sub
berdasarkan tipe coke Gray King atau pembagian kecil lagi dari kandungan
VM.
Untuk High Volatile Coal dibagi berdasarkan sifat caking nya :
1. Very strongly caking dengan rank code 400
2. Strongly caking dengan rank code 500
3. Medium caking dengan rank code 600
4. Weakly caking dengan rank code 700
5. Very weakly caking dengan rank code 800
6. Non caking dengan ring code 900
3. Klasifikasi menurut International
Klasifikasi ini dikembangkan oleh Economic Commision for Europe pada tahun 1956.
Klasifikasi ini dibagi atas dua bagian yaitu :
- Hard Coal
Di definisikan untuk batubara dengan gross calorific value lebih besar dari 10.260 Btu/lb atau 5.700 kcal/kg (moist, ash free).
International System dari hard coal dibagi atas 10 kelas menurut
kandungan VM (daf). Kelas 0 sampai 5 mempunyai kandungan VM lebih kecil
dari 33% dan kelas 6 sampai 9 dibedakan atyas nilai kalornya (mmaf)
dengan kandungan VM lebih dari 33%.
Masing-masing kelas dibagi atas4 group (0-3) menurut sifat cracking nya
dintentukan dari “Free Swelling Index” dan “Roga Index”. Masing group
ini dibagi lagi atas sub group berdasarkan tipe dari coke yang diperoleh
pengujian Gray King dan Audibert-Arnu dilatometer test. Jadi pada
International klasifikasi ini akan terdapat 3 angka, angka pertama
menunjukkan kelas, angka kedua menunjukkan group dan angka ketiga
menunjukkan sub-group.
Sifat caking dan coking dari batubara dibedakan atas kelakuan serbuk
batubara bila dipanaskan. Bila laju kenaikan temperature relative lebih
cepat menunjukkan sifat caking. Sedangkan sifat coking ditunjukkan
apabila laju kenaikan temperature lambat.
- Brown Coal
International klasifikasi dari Brown coal dan lignit dibagi atas
parameternya yaitu total moisture dan low temperature Tar Yield (daf).
Pada klasifikasi ini batubara dibagi atas 6 kleas berdasarkan total moisture (ash free) yaitu :
1. Nomor kelas 10 dengan total moisture lebih dari 20%, ash free
2. Nomor kelas 11 dengan total moisture 20-30%, ash free
3. Nomor kelas 12 dengan total moisture 30-40%, ash free
4. Nomor kelas 13 dengan total moisture 40-50%, ash free
5. Nomor kelas 14 dengan total moisture 50-60%, ash free
6. Nomor kelas 15 dengan total moisture 60-70%, ash free
Kelas ini dibagi lagi atas group dalam 4 group yaitu :
1. No group 00 tar yield lebih rendah dari 10% daf
2. No group 10 tar yield antara 10-15 % daf
3. No group 20 tar yield antara 15-20 % daf
4. No group 30 tar yield antara 20-25 % daf
5. No group 40 tar yield lebih dari 25% daf
Monday, September 8, 2014
Friday, January 17, 2014
Pengertian Batubara dan Sejarah BatuBara
Pengertian Batubara
Batubara adalah batuan berwarna coklat gelap yang mudah terbakar, yang terjadi akibat menumpuknya tanaman, air, dan tertimbun ke dalam tanah yang ditransmutasikan/diubah oleh panas dan tekanan bumi, selama zaman geografis. Diperlukan waktu yang sangat lama untuk membentuk lapisan sedimen batubara yang lebar dan tebal karena pergerakan permukaan bumi yang sangat lambat. Menurut dugaan, batubara tertimbun dan terbentuk di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama, tertimbun pasir, dan tanaman tumbuh subur di atasnya.
Adapun umur batubara saat ini, lebih dari 1/3 batubara di dunia, diduga terbentuk pada zaman Paleozoikum (sekitar 2-5 juta tahun yang lalu) termasuk batubara Eropa, Amerika Utara, dan Asia. Sisanya, diduga terbentuk pada zaman Mesozoikum dan Kenozoikum. Sebagian besar batubara diduga terbentuk pada periode karbon di zaman Paleozoikum (akhir zaman Palezoikum). Bracken, Sphenophyta, Lepidendrales, dan Codeites merupakan jenis pohon-pohon besar dengan tinggi 20-30 meter.
Pembentukan batubara (coalification) dimulai saat tanaman layu dan tenggelam ke dalam air, udara terhalang masuk, sehingga tanaman tidak rusak/membusuk, kemudian mendapat tekanan bumi dan panas di dalam tanah. Meskipun
Batubara adalah batuan berwarna coklat gelap yang mudah terbakar, yang terjadi akibat menumpuknya tanaman, air, dan tertimbun ke dalam tanah yang ditransmutasikan/diubah oleh panas dan tekanan bumi, selama zaman geografis. Diperlukan waktu yang sangat lama untuk membentuk lapisan sedimen batubara yang lebar dan tebal karena pergerakan permukaan bumi yang sangat lambat. Menurut dugaan, batubara tertimbun dan terbentuk di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama, tertimbun pasir, dan tanaman tumbuh subur di atasnya.
Adapun umur batubara saat ini, lebih dari 1/3 batubara di dunia, diduga terbentuk pada zaman Paleozoikum (sekitar 2-5 juta tahun yang lalu) termasuk batubara Eropa, Amerika Utara, dan Asia. Sisanya, diduga terbentuk pada zaman Mesozoikum dan Kenozoikum. Sebagian besar batubara diduga terbentuk pada periode karbon di zaman Paleozoikum (akhir zaman Palezoikum). Bracken, Sphenophyta, Lepidendrales, dan Codeites merupakan jenis pohon-pohon besar dengan tinggi 20-30 meter.
Pembentukan batubara (coalification) dimulai saat tanaman layu dan tenggelam ke dalam air, udara terhalang masuk, sehingga tanaman tidak rusak/membusuk, kemudian mendapat tekanan bumi dan panas di dalam tanah. Meskipun penyebab transmutasi belum ditemukan, ilmuwan mengatakan bahwa temperatur puluhan hingga 200℃ dengan tingkat tekanan ribuan merupakan kondisi optimal terbentuknya batubara (coalification).
Batubara sebagian besar terdiri dari karbon, sedikit hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan zat-zat anorganik. Kebanyakan zat-zat anorganik dibawa air bawah tanah setelah sedimentasi, dengan sedikit yang bersumber dari tanaman itu sendiri. Molekul batubara merupakan jenis molekul tinggi sehingga membuat aromatic ring monomernya tidak terperinci. Hal tersebut kemudian menjadi antrasit atau grafit sesuai dengan tingkat karbonisasinya. Terhubung ke rantai karbon dan lain-lain, monomer mengikat molekul yang lebih rendah.
Sejarah Batubara.
"Ada sebuah batu yang mudah terbakar yang dapat digunakan untuk melelehkan logam" dalam sebuah buku yang ditulis oleh Theophrastus, seorang ilmuwan Yunani pada tahun 315 SM, yang merupakan catatan pertama tentang batubara. Berikut ini adalah sejarah industri batubara.
Sejak tahun 1960-an, minyak bumi dan gas alam telah menggantikan batubara sebagai bahan baku kimia sintetis. Hal ini membuat batubara menjadi sumber energi yang kurang penting. Namun, itu mencakup 26% dari total kebutuhan energi primer, di samping minyak bumi. Terdapat cadangan batubara dua kali lebih banyak daripada minyak bumi dan gas alam di TOE, kecuali batubara coklat (batubara muda).
Sebuah literatur Yunani menunjukkan bahwa batubara digunakan sebagai bahan bakar pada sebuah tempat pandai besiKata “batubara” ditemukan dalam sebuah literatur Cina pada periode 3 KerajaanBatubara ditemukan di Inggris dan di Jerman pada Abad 10 Batubara ditambang dan digunakan sebagai sumber energi domestik, pajak dikenakan untuk penggunaannya pada zaman dinasti Sung di Cina. Batubara ditambang secara komersial untuk pertama kalinya di New Castle Inggris, Raja Henry III mengizinkan pertambangan batubaraKokas (batu arang/arang besi) mulai diproduksi dan digunakan, bukan arang, pada industri baja di Inggris Permintaan batubara meningkat setelah ditemukannya mesin uap oleh James Watt (awal revolusi industri), William Murdock dari Inggris memproduksi gas batubara Lampu gas menyala untuk pertama kalinya di Inggris Metode pengumpulan tar dan ammonia dari gas batubara ditemukanBarkin berhasil membuat bahan bakar sintetis dari tar batubara di InggrisFritz Haber menemukan metode untuk mensintesis amonia secara industrialisasi dengan gas batubara di Jerman. Bergius menemukan minyak buatan dengan menambahkan hidrogen cair pada batubara di Jerman Metana disintesis di Jerman dengan karbonmonoksida dan hidrogen yang didapat dari gasifikasi batubara. Sintesis Fischer-Tropsch ditemukan dengan mensintesis minyak dengan karbon monoksida dan hidrogen.
Batubara adalah batuan berwarna coklat gelap yang mudah terbakar, yang terjadi akibat menumpuknya tanaman, air, dan tertimbun ke dalam tanah yang ditransmutasikan/diubah oleh panas dan tekanan bumi, selama zaman geografis. Diperlukan waktu yang sangat lama untuk membentuk lapisan sedimen batubara yang lebar dan tebal karena pergerakan permukaan bumi yang sangat lambat. Menurut dugaan, batubara tertimbun dan terbentuk di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama, tertimbun pasir, dan tanaman tumbuh subur di atasnya.
Adapun umur batubara saat ini, lebih dari 1/3 batubara di dunia, diduga terbentuk pada zaman Paleozoikum (sekitar 2-5 juta tahun yang lalu) termasuk batubara Eropa, Amerika Utara, dan Asia. Sisanya, diduga terbentuk pada zaman Mesozoikum dan Kenozoikum. Sebagian besar batubara diduga terbentuk pada periode karbon di zaman Paleozoikum (akhir zaman Palezoikum). Bracken, Sphenophyta, Lepidendrales, dan Codeites merupakan jenis pohon-pohon besar dengan tinggi 20-30 meter.
Pembentukan batubara (coalification) dimulai saat tanaman layu dan tenggelam ke dalam air, udara terhalang masuk, sehingga tanaman tidak rusak/membusuk, kemudian mendapat tekanan bumi dan panas di dalam tanah. Meskipun
Batubara adalah batuan berwarna coklat gelap yang mudah terbakar, yang terjadi akibat menumpuknya tanaman, air, dan tertimbun ke dalam tanah yang ditransmutasikan/diubah oleh panas dan tekanan bumi, selama zaman geografis. Diperlukan waktu yang sangat lama untuk membentuk lapisan sedimen batubara yang lebar dan tebal karena pergerakan permukaan bumi yang sangat lambat. Menurut dugaan, batubara tertimbun dan terbentuk di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama, tertimbun pasir, dan tanaman tumbuh subur di atasnya.
Adapun umur batubara saat ini, lebih dari 1/3 batubara di dunia, diduga terbentuk pada zaman Paleozoikum (sekitar 2-5 juta tahun yang lalu) termasuk batubara Eropa, Amerika Utara, dan Asia. Sisanya, diduga terbentuk pada zaman Mesozoikum dan Kenozoikum. Sebagian besar batubara diduga terbentuk pada periode karbon di zaman Paleozoikum (akhir zaman Palezoikum). Bracken, Sphenophyta, Lepidendrales, dan Codeites merupakan jenis pohon-pohon besar dengan tinggi 20-30 meter.
Pembentukan batubara (coalification) dimulai saat tanaman layu dan tenggelam ke dalam air, udara terhalang masuk, sehingga tanaman tidak rusak/membusuk, kemudian mendapat tekanan bumi dan panas di dalam tanah. Meskipun penyebab transmutasi belum ditemukan, ilmuwan mengatakan bahwa temperatur puluhan hingga 200℃ dengan tingkat tekanan ribuan merupakan kondisi optimal terbentuknya batubara (coalification).
Batubara sebagian besar terdiri dari karbon, sedikit hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan zat-zat anorganik. Kebanyakan zat-zat anorganik dibawa air bawah tanah setelah sedimentasi, dengan sedikit yang bersumber dari tanaman itu sendiri. Molekul batubara merupakan jenis molekul tinggi sehingga membuat aromatic ring monomernya tidak terperinci. Hal tersebut kemudian menjadi antrasit atau grafit sesuai dengan tingkat karbonisasinya. Terhubung ke rantai karbon dan lain-lain, monomer mengikat molekul yang lebih rendah.
Sejarah Batubara.
"Ada sebuah batu yang mudah terbakar yang dapat digunakan untuk melelehkan logam" dalam sebuah buku yang ditulis oleh Theophrastus, seorang ilmuwan Yunani pada tahun 315 SM, yang merupakan catatan pertama tentang batubara. Berikut ini adalah sejarah industri batubara.
Sejak tahun 1960-an, minyak bumi dan gas alam telah menggantikan batubara sebagai bahan baku kimia sintetis. Hal ini membuat batubara menjadi sumber energi yang kurang penting. Namun, itu mencakup 26% dari total kebutuhan energi primer, di samping minyak bumi. Terdapat cadangan batubara dua kali lebih banyak daripada minyak bumi dan gas alam di TOE, kecuali batubara coklat (batubara muda).
Sebuah literatur Yunani menunjukkan bahwa batubara digunakan sebagai bahan bakar pada sebuah tempat pandai besiKata “batubara” ditemukan dalam sebuah literatur Cina pada periode 3 KerajaanBatubara ditemukan di Inggris dan di Jerman pada Abad 10 Batubara ditambang dan digunakan sebagai sumber energi domestik, pajak dikenakan untuk penggunaannya pada zaman dinasti Sung di Cina. Batubara ditambang secara komersial untuk pertama kalinya di New Castle Inggris, Raja Henry III mengizinkan pertambangan batubaraKokas (batu arang/arang besi) mulai diproduksi dan digunakan, bukan arang, pada industri baja di Inggris Permintaan batubara meningkat setelah ditemukannya mesin uap oleh James Watt (awal revolusi industri), William Murdock dari Inggris memproduksi gas batubara Lampu gas menyala untuk pertama kalinya di Inggris Metode pengumpulan tar dan ammonia dari gas batubara ditemukanBarkin berhasil membuat bahan bakar sintetis dari tar batubara di InggrisFritz Haber menemukan metode untuk mensintesis amonia secara industrialisasi dengan gas batubara di Jerman. Bergius menemukan minyak buatan dengan menambahkan hidrogen cair pada batubara di Jerman Metana disintesis di Jerman dengan karbonmonoksida dan hidrogen yang didapat dari gasifikasi batubara. Sintesis Fischer-Tropsch ditemukan dengan mensintesis minyak dengan karbon monoksida dan hidrogen.
Monday, December 9, 2013
PT. Cahaya Energi Indonesia
PT.Cahaya Energi Indonesia merupakan salah satu perusahaan jasa yang melayani trading
batubara dan penyedia jasa angkutan batubara.
Kami memberikan layanan
terbaik dan berusaha yang terbaik untuk memberikan kepuasan pelanggan.
Komitmen kami adalah menjadikan kejujuran sebagai prioritas dalam
manjalankan bisnis.
|
Kami menyediakan batubara
berkualitas tinggi untuk mendukung bisnis Anda. Fasilitas kami meliputi
stockpile, alat-alat berat dan tambang batubara. Kualitas batubara kami
telah disertifikasi oleh perusahaan pemberi sertifikat sehingga kami
selalu yakin menawarkan produk terbaik untuk Anda.
Hubungi kami untuk informasi
detail tentang trading
batubara dan dan penyedia jasa angkutan batubara., kami akan dengan
senang hati mendukung bisnis Anda.
PT.Cahaya Energi Indonesia sebagai trading PT. BUKIT ASAM. PT.Cahaya Energi Indonesia menyediakan batu bara, yakni salah satu jenis bahan bakar fosil. Batu bara yang merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar dan terbentuk dari endapan organik, adalah salah satu kekayaan utama sumber daya alam Indonesia, jumlahnya berlimpah dan mencapai puluhan milyar ton. Sejak pemerintah memotong subsidi dan menaikkan harga bensin, batu bara menjadi bahan bakar pengganti yang cukup popular. Dengan naiknya permintaan, sejak tahun 2003 kami mulai menyediakan suplai batu bara ini. Dari segi kuantitas, batu bara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi Indonesia. Kalori batu bara yang kami sediakan terdiri dari 5,300 Kcal/Kg - 6,700 Kcal/Kg. Selain itu kami juga mempuyai armada pengangkut yang jumlahnya dapat ditambah seiring bertambahnya permintaan anda. |
Subscribe to:
Posts (Atom)