a. Stoker Coal Furnace
Efisiensi boiler didefinisikan sebagai persen energi panas masuk yang digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan. Kehilangan energi dan peluang efisiensi energi dalam boiler dapat dihubungkan dengan pembakaran, perpindahan panas, kehilangan yang dapat dihindarkan, konsumsi energi yang tinggi untuk alat-alat pembantu, kualitas air dan blowdown. Untuk mengetahui efisiensi boiler batubara untuk jenis ini dapat dihitung berdasarkan data-data yang terdapat dari boiler tersebut. Untuk mengetahui efisiensi tersebut dapat dilihat seperti rumus dibawah ini :
Panas Keluar
Efisiensi Boiler () = x 100
Panas Masuk
Q x (hg –hf)
Efisiensi Boiler () = x 100
Q x GCV
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung adalah:
Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam
Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas (0C), jika ada
Suhu air umpan (0C)
Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg bahan bakar
Dimana
hg : Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam
hf : Entalpi air umpan dalam kkal/kg air
Data yang digunakan untuk menghitung efisiensi boiler batubara adalah sebagai berikut :
Jenis boiler : Berbahan bakar batubara
Jumlah steam (kering) yang dihasilkan : 10 TPJ
Tekanan steam (gauge) / suhu : 10 kg/cm2 (g)/ 2100CC
Jumlah pemakaian batubara : 1,1 TPJ
Suhu air umpan : 850C
GCV batubara : 6300 kkal/kg
Entalpi steam pada tekanan 10 kg/cm2 : 665 kkal/kg (jenuh)
Entalpi air umpan : 85 kkal/kg
Q x (hg –hf)
Efisiensi Boiler () = x 100
Q x GCV
10 x (665 – 85)
Efisiensi Boiler () = x 100 = 83,694 persen
1,1 x 6300
Persentase kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak dapat dihindarkan. Persentase kehilangan energi ini merupakan sisa dari persentase efisiensi boiler itu sendiri. Tujuan dari produksi bersih pengkajian energi harus mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi.
Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan panas yang diakibatkan oleh:
• Gas cerobong yang kering
• Penguapan air yang terbentuk karena H 2 dalam bahan bakar
• Penguapan kadar air dalam bahan bakar
• Adanya kadar air dalam udara pembakaran
• Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly ash
• Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ bottom ash
• Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung
Batubara yang digunakan boiler dengan tungku jenis stoker coal furnace
akan diremuk menjadi butiran ukuran rata-rata 1-5 cm dan dibakar dalam suatu unggun bahan bakar (fuel bed) di atas suatu kisi yang bergerak (seperti travelling chain grate stoker). Pembakaran dengan tungku jenis ini mencapai suhu sekitar 600 oC.
Kebanyakan abu produk pembakaran batubara tetap tinggal di atas kisi dan dibuang sebagai abu dasar (bottom ash) sekitar 80%, sedangkan butiran partikel abu batubara yang lebih kecil ikut terbawa aliran gas pembakaran (flue gas) dan dipisahkan dengan penangkap abu sebagai abu terbang (fly ash) sekitar 20 %. Proses pembakaran biasanya menghasilkan abu batubara dengan kandungan unburned carbon atau yang sering disebut LOI (loss on ignition) tinggi dan ditandai dengan warna abu batubara yang kehitaman.
b. Pulverized Coal Furnace
Batubara yang digunaka boiler tungku jenis pulverized coal furnace berupa
Batubara yang digunaka boiler tungku jenis pulverized coal furnace berupa
serbuk hasil penggilingan dengan ukuran butiran minimal 70% lolos saringan 150 mesh yang diumpankan dengan udara tekan (pneumaticly). Suhu pembakaran di boiler dengan tungku jenis pulverized bisa mencapai 800 oC. Pembakaran yang terjadi relatif sempurna dan menghasilkan sekitar 60 – 80% fly ash sedangkan sisanya adalah bottom ash yang jatuh ke dalam hopper di dasar tungku. Fly ash diperoleh dari pemisahan abu di gas buang melalui cyclon, bag filter, atau electrostatic precipitator (EP).
c. Fluidized Bed Furnace
Fluidized bed furnace menggunakan batubara halus yang tersuspensi dalam
Fluidized bed furnace menggunakan batubara halus yang tersuspensi dalam
unggun terfluidakan (fluidized bed) sebagai akibat adanya semburan udara pembakaran yang dialirkan ke atas menghasilkan suatu pencampuran turbulen udara pembakaran dengan partikel batubara. Ciri khas dari tipe tungku ini adalah batubara dicampur dengan bahan tidak reaktif (inert material) seperti pasir, silika, alumina dan suatu penyerap (sorbent) seperti batu kapur untuk pengendalian emisi SO2. Suhu operasi sistem tungku ini berkisar 800–900 oC.
Efisiensi Boiler
Efisiensi boiler didefinisikan sebagai persen energi panas masuk yang digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan. Kehilangan energi dan peluang efisiensi energi dalam boiler dapat dihubungkan dengan pembakaran, perpindahan panas, kehilangan yang dapat dihindarkan, konsumsi energi yang tinggi untuk alat-alat pembantu, kualitas air dan blowdown. Untuk mengetahui efisiensi boiler batubara untuk jenis ini dapat dihitung berdasarkan data-data yang terdapat dari boiler tersebut. Untuk mengetahui efisiensi tersebut dapat dilihat seperti rumus dibawah ini :
Panas Keluar
Efisiensi Boiler () = x 100
Panas Masuk
Q x (hg –hf)
Efisiensi Boiler () = x 100
Q x GCV
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung adalah:
Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam
Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas (0C), jika ada
Suhu air umpan (0C)
Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg bahan bakar
Dimana
hg : Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam
hf : Entalpi air umpan dalam kkal/kg air
Data yang digunakan untuk menghitung efisiensi boiler batubara adalah sebagai berikut :
Jenis boiler : Berbahan bakar batubara
Jumlah steam (kering) yang dihasilkan : 10 TPJ
Tekanan steam (gauge) / suhu : 10 kg/cm2 (g)/ 2100CC
Jumlah pemakaian batubara : 1,1 TPJ
Suhu air umpan : 850C
GCV batubara : 6300 kkal/kg
Entalpi steam pada tekanan 10 kg/cm2 : 665 kkal/kg (jenuh)
Entalpi air umpan : 85 kkal/kg
Q x (hg –hf)
Efisiensi Boiler () = x 100
Q x GCV
10 x (665 – 85)
Efisiensi Boiler () = x 100 = 83,694 persen
1,1 x 6300
Persentase kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak dapat dihindarkan. Persentase kehilangan energi ini merupakan sisa dari persentase efisiensi boiler itu sendiri. Tujuan dari produksi bersih pengkajian energi harus mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi.
Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan panas yang diakibatkan oleh:
• Gas cerobong yang kering
• Penguapan air yang terbentuk karena H 2 dalam bahan bakar
• Penguapan kadar air dalam bahan bakar
• Adanya kadar air dalam udara pembakaran
• Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly ash
• Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ bottom ash
• Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung
No comments:
Post a Comment